Sunday, November 11, 2012

TIMBAL (LEAD / PLUMBUM)


Timbal (Lead) dalam keseharian dikenal sebagai timah hitam atau dalam bahasa ilmiahnya adalah plumbum (Pb).  Dalam sistem periodik unsur kimia timbal termasuk logam golongan IV A dengan nomor atom (NA) 82 dan bobot atom (BA) 207,2.  Di alam terdapat 4 macam isotop timbal, yaitu :
  1. Timbal 204 (Pb204) diperkirakan berjumlah 1,48% dari seluruh isotop timbal.
  2. Timbal 206 (Pb206) diperkirakan berjumlah 23,60% dari seluruh isotop timbal.
  3. Timbal 207 (Pb207) diperkirakan berjumlah 22,60% dari seluruh isotop timbal.
  4. Timbal 208 (Pb208) diperkirakan berjumlah 52,32% dari seluruh isotop timbal.

 Logam timbal mempunyai sifat-sifat yang khusus Yaitu :
  1. merupakan logam yang lunak sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
  2. merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau perkaratan sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan pelindung (coating).
  3. mempunyai titik lebur rendah yaitu 327,50C.
  4. mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri.
  5. merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
 Emisi Pb ke dalam lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat, terutama sekali bersaal dari buangan gas kendaraan bermotor.  Emisi tersebut merupakan hasil samping dari pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan.  Pb tersebut berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk (anti knock) pada mesin kendaraan.

Senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit.  Hal ini disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak.  Sedangkan dalam lapisan udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari.  Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb.  Semua senyawa hasil uraian tersebut memiliki bau yang spesifik seperti bau bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi dapat larut dengan baik dalam air.  Senyawa-senyawa Pb dalam keadaan kering dapat terdispersi didalam udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernafas, dan sebagian akan menumpuk di kulit dan terserap oleh daun tumbuhan.

Bentuk kimia dari senyawa Pb merupakan faktor penting yang mempengaruhi reaksi Pb dalam tubuh manusia.  Senyawa Pb organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit, bila dibandingkan dengan senyawa Pb anorganik.  Senyawa Pb yang dapat diserap oleh tubuh adalah sekitar 5-10% dari jumlah Pb yang masuk melalui makanan atau sebesar 30% dari jumlah Pb yang terhirup pada saat bernafas.  Dari jumlah yang terserap itu hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh dan sisanya akan di ekskresikan melalui urine dan feces.

Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi dari logam Pb dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
  1. meningkatkan kadar ALA (d-Amino Levulinic Acid) dalam darah dan urine.
  2. meningkatkan kadar protoporphirin dalam sel darah merah.
  3. memperpendek umur sel darah merah.
  4. menurunkan jumlah sel darah merah.
  5. menurunkan kadar retikulosit(sel darah merah yang masih muda).
  6. meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
 Keracunan yang disebabkan oleh keberadaan logam Pb dalam tubuh mempengaruhi banyak jaringan dan organ tubuh.  Organ-organ tubuh yang banyak menjadi sasaran dari peristiwa keracunan logam Pb adalah sistem saraf, ginjal, sistem reproduksi, endokrin dan jantung.  Setiap bagian yang diserang oleh racun Pb akan memperlihatkan efek yang berbeda-beda.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat, disimpulkan bahwa pemasukan Pb sehari-hari kedalam tubuh dapat digolongkan pada tingkat keterpaparan normal adalah pada kisaran 330 µg per hari, dengan tingkatan variasi antara 100µg sampai dengan 2000µg.  Kenyataannya umur dan jenis kelamin turut mempengaruhi kandungan Pb dalam jaringan tubuh seseorang.  Semakin tua umur seseorang akan semakin tinggi pula konsentrasi Pb yang terakumulasi pada jaringan tubuhnya.  Jenis jaringan juga turut mempengaruhi kadar Pb yang terkandung.

For further information :
Pencemaran & Toksikologi Logam Berat; Drs. Heryando Palar; Rineka Cipta;1994

No comments:

Post a Comment